Jember, Pedulirakyatnews.com – Sempat viral dan beredar video di media sosial yang menunjukkan acara shalawatan oleh ratusan emak emak dihentikan paksa, di kabupaten Jember.
Acara yang diketahui berlangsung di Desa Mayang, Kecamatan Mayang, Jember, itu terjadi pada Selasa (28/11/2023) malam. Shalawatan tersebut digelar di salah satu rumah warga dan dihadiri oleh Gus Fawaid, politisi Partai Gerindra yang juga pengusung pasangan capres-cawapres nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Informasi yang berhasil digali dari berbagai narasumber, penghentian yang berujung bubarnya acara apel salawat kebangsaan oleh Laskar Sholawat Nusantara (LSN) di gedung milik Hj Patrah itu dilakukan Adil Satria. Adil adalah salah satu pengurus Partai Kebangkitan Bangsa yang juga menantu pemilik gedung tempat acara digelar. Adil menghentikan acara itu dengan mematikan aliran listrik.
“Kami tidak mempermasalahkan acara shalawatannya. Tapi yang kami persoalkan adalah adanya pembagian atribut kampanye di sela-sela kegiatan salawatan. Dan ini tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Selain itu, kegiatan tersebut kampanye yang kami konfirmasi ke panwascam juga tidak ada pemberitahuan,” ujar Adil Satria kepada wartawan.
Adil juga meminta maaf, atas viralnya pembubaran acara salawatan dan berpolemik. Menurut Adil, pembubaran tersebut atas inisiatif dirinya sendiri, karena mengingat dirinya saat ini juga sebagai wakil sekretaris DPC PKB Jember.
“Saya minta maaf atas pembubaran acara salawatan kemarin. Apa yang saya lakukan dengan mematikan lampu saat acara juga tindakan yang kurang bijaksana serta miskomunikasi saja. Saya kira hanya sekadar pengajian dan salawatan, ternyata ada caleg yang hadir,” katanya.
Aksi pembubaran kegaitan apel shalawat kebangsaan ini memantik reaksi dari Laskar Sholawat Nusantara (LSN). Musaini, wakil ketua LSN Jember menyatakan bahwa pembubaran tersebut merupakan bentuk sabotase, mengingat pembubaran dilakukan oleh perorangan dan bukan pihak berwenang, dalam hal ini aparat kepolisian maupun panwascam.
“Ini namanya sabotase, karena yang membubarkan perorangan, bukan pihak yang berwenang seperti panwascam maupun aparat kepolisian. Apalagi pembubaran dilakukan saat acara,” sesal Musaini Jumat (1/12/2023) malam.
Musaini menyatakan, pihak penyelenggara juga sudah mengantongi izin dari pemilik gedung dua hari sebelum acara digelar.
“Kalau memang tidak dizinkan, kami tidak masalah. Tapi kalau sudah dihentikan di tengah-tengah acara. Secara etika juga tidak etis. Hal ini sama saja dengan bentuk penghinaan. Dan ini juga menciderai marwah demokrasi kita, kok sebelum sebelum sudah dilarang,” ungkapnya.
Musaini meminta Adil Satria untuk meminta maaf secara terbuka, baik kepada Laskar Sholawat Nusantara maupun kepada Gus Fawaid, caleg Partai Gerindra sekaligus anggota DPRD Provinsi Jatim yang hadir saat acara dibubarkan.
“Kami meminta Saudara Adil Satria untuk tabayun dan meminta maaf secara langsung kepada Gus Fawaid serta kepada Laskar Sholawat Nusantara,” pungkasnya. (Gusti)