Jember,- Peduli Rakyat news.-
Mengikuti kegiatan karnaval seni dan budaya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kecamatan Kencong Kabupaten Jember, dalam rangka memeriahkan Semarak Kemerdekaan Agustusan Dirgahayu Republik Indonesia ke-77, SMK PGRI 5 Kencong tampil dengan mengangkat tema kearifan lokal yaitu sejarah Putri Domas yang merupakan asal usul nama Desa Padomasan yang sekarang masuk wilayah Kecamatan Jombang.
Menurut Kepala SMK PGRI 5 Kencong, Syaiful Anwar Spd, lembaganya sengaja tampil dengan mengambil tema sejarah lokal.Karena selama ini tema tersebut jarang sekali diangkat oleh peserta lain dalam kegiatan karnaval.
"Kami pingin mengangkat sejarah kearifan lokal yang jarang diangkat oleh peserta yang lain. Pingin memperkenalkan kepada masyarakat Kencong khususnya Jember, bahwa di sekitar wilayah Kencong itu ada sejarah lokal yang perlu diangkat.Sejarah tersebut memiliki nilai luhur perjuangan Putri Domas dalam melawan penjajah, " kata Anwar.
Cerita sejarah dengan mengangkat keluhuran budi pekerti, Ia ingin Jember terangkat hingga dikenal masyarakat luas.
"Peserta tahun ini tidak maksimal karena memang awalnya dibatasi.Sebenarnya antusias anak-anak kalau kita lepas ya 1000 siswa ikut.Kemarin edaran hanya 150 sekitar 200/300 yang bisa diakomodir di akhir pelaksanaan ini, " pungkasnya.
Dilansir dari desapadomasan.blogspot.com.Desa Padomasan terletak di kecamatan Jombang kabupaten Jember, yang merupakan desa yang berbatasan langsung dengan kabupaten Lumajang sehingga disebut dengan desa pinggiran.
Walaupun disebut dengan desa pinggiran, ternyata Padomasan memiliki sejarah yang unik. Nama Padomasan ternyata diambil dari kata “domas” yang merupakan nama seorang putri yang cantik dan baik tutur budinya.
Putri Domas selalu melakukan kegiatan sosialnya di bawah pohon beringin, disitulah gadis tersebut mengajak masyarakat desa untuk belajar membuat kerajinan Tenong dan menjahit, tak heran jika di wilayah tertentu yang banyak tumbuh pohon beringin, merupakan tempat favorit putri Domas.
Suatu ketika desa tersebut diusik oleh bangsa-bangsa penjajah yang mengakibatkan desa tersebut menjadi tidak nyaman bagi penduduk desa begitu juga para "putri Domas", banyak warga yang menjadi korban perbudakan para penjajah.
Singkat cerita putri domas mulai bertindak untuk membuat strategi dengan warga desa untuk mengusir para penjajah, dengan menyiapkan berbagai macam peralatan perang tradisional, seperti bambu runcing yang dilumuri racun ular, membuat parang clurit dan masih banyak lagi.
Putri Domas mengomando para warga untuk menyerang para penjajah pada malam hari, dimana mereka sedang beristirahat,dan terjadilah pertempuran di desa tersebut untuk pertama kalinya, dan sebagai komando putri pun ikut berperang. Perjuangan Putri Domas tidak sia-sia, mereka dan penduduk desa mengalahkan para penjajah tersebut walaupun nyawa putri tersebut melayang, sehingga nama putri domas diabadikan sebagai nama sebuah desa di daerah tersebut dengan nama " Padomasan".(Tahrir)