Jember,- Peduli Rakyat news.-
Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset (PkM-BR) di Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah (Inaifas) Kencong, Jember mengangkat tema 'Membangun Masyarakat Sejahtera menuju SDGs'. Tidak hanya di daerah Jember bagian selatan yang meliputi seluruh desa di wilayah Kecamatan Jombang, Kencong, Gumukmas, Umbulsari dan Puger, Inaifas juga melakukan pengabdian di pesantren Mamba’ul Khoiriyatil Islamiyah (MHI) Bangsalsari, Jember.
Program Sustainable Development Goals (SDGs) di Pesantren MHI fokus pada penghijauan lahan kosong atau lahan mati yang ada di kawasan pesantren untuk mewujudkan “Pesantren Go Green”. Hal tersebut adalah program utama posko 26 yang digawangi oleh Wakil Rektor III Inaifas Mohammad Dasuki, M.Pd dengan tim yang terdiri dari 8 mahasiswa. Diantaranya Siti Mar’atus Sholihah, Saidatus Sholihah, Fina Duriyati, Nur Latifah Hanum, Riska Sunia, Nur Laili Kamalin , Alfan Falani, dan Abdul Basyir.
Disebutkan, untuk mewujudkan 'Pesantren Go Green' pihaknya memanfaatkan lahan kosong di sekitar Pesantren dengan budidaya tanaman holtikultura.
Salah satu mahasiswa, Siti Mar'atus Sholihah mengatakan holtikultura adalah tanaman berupa sayuran, buah, tanaman hias atau bunga yang ditanam di sekitar rumah atau dilahan kosong ataupun pekarangan. Berdasarkan hasil kajian, holtikultura memiliki kontribusi terhadap kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitar cukup signifikan.
"Beberapa komunitas yang ada di masyarakat dan tingginya apreasiasi terhadap holtikultura menyebabkan tanaman ini tidak hanya untuk pangan saja tapi juga terkait untuk fungsi lainnya," kata Mar'atus saat dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/08/2022).
Ia menjelaskan, upaya untuk merealisasikan program ini, pihaknya meminta izin kepada dewan masyayikh terkait program yang akan dilaksanakan di Pesantren.
"Dan Alhamdulillah, hal ini berbuah manis dengan mendapat persetujuan dari dewan masyayikh pesantren. Setelah itu kami memberikan sosialisasi terhadap para santri mengenai budidaya holtikultura yakni tanaman bayam, kangkung, cabai dan terong," urainya.
Mar'atus mengungkapkan alasan pihaknya memilih pembudidayaan tanaman tersebut adalah ingin memberikan hasil yang bermanfaat terhadap pesantren dengan meningkatkan mutu pangan santri yang sesuai dengan anjuran kesehatan '4 sehat 5 sempurna'.
"Dan sesuai dengan kampanye 'Isi Piringku' yang menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring harus terdiri dari 50% buah dan sayur sebagai keseimbangan pangan dalam satu takaran makan," urainya.
Diketahui, pada saat panen, hasil bisa dinikmati oleh warga sekitar pesantren dan santri. Santri dapat mengkonsumsi sayuran tersebut dalam menu hariannya.
Sementara Dosen Pembimbing Lapangan, Mohammad Dasuki, M.Pd menambahkan hasil panen santri ini juga menunjukkan kemandirian warga pesantren untuk bisa menghasilkan segala sesuatu dengan memanfaatkan lahan kosong yang ada di pesantren.
Menurutnya, hal ini dapat menghilangkan budaya komsumtif pada diri santri. Program ini mendapatkan apresiasi besar dari pengasuh pesantren MHI.
"Adanya partisipasi warga pesantren mendorong keberhasilan program pemberdayaan. Program pemberdayaan warga 'Pesantren Go Green' perlu dilakukan secara berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian pesantren," pungkasnya