Peduli Rakyat News | Ngawi,- Pemerintah Kabupaten Ngawi mengambil peran penting dalam mendukung petani tembakau.Melalui kegiatan panen dan pasca panen bahan baku tahun 2021,yang bersumber dari anggaran DBHCHT yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi memberikan bantuan yang bersifat stimulan kepada kelompok tani yang menangani tembakau berupa bantuan peralatan pasca panen berupa kendaraan roda tiga,genset,kereta dorong,pengadaan terpal, dan timbangan duduk.Bantuan yang diberikan bersifat stimulan,hanya ada beberapa kelompok tani tembakau saja,belum bisa menjangkau semua kelompok tani tembakau seKabupaten Ngawi.
Di Kabupaten Ngawi tahun ini awal musim tanam tembakau mengalami sedikit mundur dari tahun sebelumnya.Karena perkiraan musim kemarau di tahun ini berbeda dari Tahun lalu yang masih cukup hujan di bulan bulan awal musim kemarau Tahun 2021.
Kini motivasi petani tembakau untuk menanam tembakau tetap tinggi, karena pertumbuhan tembakau memerlukan air yang sedikit dan cuaca yang kering maka petani tembakau rata rata baru memulai tanam tembakaunya pada bulan Mei sampai dengan Juli.Motivasi petani tembakau untuk menanam tembakau yang tinggi karena nilai ekonomi tanaman tembakau cukup menjanjikan bahkan keuntungan yang diperoleh bisa dua kali lipat daripada menanam tanaman lainnya.Mutu/Kualitas dari hasil tembakau selain ditentukan penanganan saat budidaya, mutu tembakau juga sangat ditentukan pada saat panen dan pasca panen.
Kepala bidang Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Ngawi,Wibowo menyampaikan bahwa mengolah hasil tembakau tidak semudah dan sesederhana seperti hasil panen lainya,misalnya padi, jagung, sayuran dan lainya.Untuk penanganan panen dan pasca panen tembakau diperlukan waktu yang panjang,telaten dan sabar.Terangnnya".
Penanganan pasca panen tembakau merupakan faktor yang sangat menentukan hasil akhir produk tembakaunya. Daun daun tembakau yang telah dipanen masih harus mengalami proses pengolahan sebelum sampai ke gudang atau ke konsumen, imbuhnya".
Adapun tahapan yang pertama yaitu dengan memanen daun tembakau,dengan cara bertahap dari bawah hingga daun paling atas yang memerlukan waktu sampai 4 bulan. Dari hasil petik pertama hingga akhir dihasilkan kualitas tembakau yang berbeda beda.Setelah dipetik daun tembakau harus melalui proses pemeraman (di imbu) selama beberapa hari untuk mengurangi kadar air dalam daun.
Lama pemeraman harus tepat waktu tidak boleh berkurang atau lebih karena akan menentukan kematangan dan kebusukan daun.Tahapan yang kedua adalah prajangan.Cara perajangan tembakau juga sangat menentukan kualitas tembakau yang dihasilkan.
Kini petani tembakau sudah dimudahkan dengan adanya mesin perajang tembakau yang lebih cepat,efektif,efisien,dibanding dengan cara manual.
Ngeler adalah proses menata rajangan kedalam widig kemudian dijemur.Tahap ketiga adalah penjemuran dan pengemasan. Daun tembakau dijemur sampai cukup kering,kemudian ditaruh di udara terbuka semalam sampai "ayem" kemudian digulung dan dicetak dengan kotak kayu atau di ball, baru kemudian dikemas dengan karung goni. Dalam proses penjemuran selain harus dibolak balik dan harus waspada terhadap cuaca, jangan sampai kena air hujan karena jika kehujanan tembakau akan membusuk dan tidak layak untuk dijual.
Adapun tujuan tersebut adalah meningkatkan mutu tembakau di Kabupaten Ngawi dan meningkatkan kesejahteraan petani tembakau.(Adv / DN...)