Peduli Rakyat News | Jember,- Program Vaksinasi untuk ibu hamil di Kabupaten Jember masih menemui kendala, banyak tantangan yang ditemukan TIM dalam proses vaksinasi terhadap ibu hamil. Mayoritas ibu hamil di Kabupaten Jember enggan divaksin karena takut dan dilarang oleh keluarganya.
“Banyak ibu hamil yang masuh takut untuk divaksin, tidak hanya itu, beberapa diantaranya tidak diizinkan oleh keluarganya untuk ikut vaksin, ini menjadi kendala tersendiri,” ujar dr. Wiwik Supartiwi Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember.
Menurut Wiwik, vaksin yang diberikan kepada ibu hamil di Kabupaten Jember adalah vaksin Moderna yang aman untuk ibu hamil, meski saat ini stok vaksin tersebut ada, namun tim kesehatan menemui kendala.
“Stok vaksinnya ada, tapi ya itu tadi, masih terkendala dilapangan, padahal ibu hamil tidak perlu takut untuk divaksin selama memenuhi persyaratan, ada 8.323 sasaran ibu hamil yang layak dilakukan vaksin pada usia trimeseter kedua, namun sampai saat ini bumil yang sudah ikut vaksin di Kabupaten Jember masih dibawah 20 persen,” bebernya.
Agar program vaksinasi untuk bumil berjalan efektif, Dinkes Kabupaten Jember berencana melibatkan tim Satgas Covid-19 ditingkat RT RW dan menggerakkan kades Posyandu guna memberikan pemahaman dan mengajak bumil untuk bersedia melakukan vaksinasi.
Pihaknya juga meminta seluruh komponen untuk ikut membantu merampungkan target vaksinasi bagi bumil. “Ini kan intruksi yang baru kami dapatkan untuk vaksinasi bagi bumil, kami juga melibatkan dokter ahli yang tergabung dalam Obsterti dan Ginekologi Indonesia (POGI) untuk memberikan sosialisasi dan edukasi terkait vaksinasi bagi bumil,” jelasnya.
Dinkes sendiri menyatakna, bahwa tenaga vaksinator di Kabupaten Jember sangat cukup memadai dan tersebar di 91 fasilitas layanana kesehatan yang terdiri dari 115 doker, 227 perawat, 159 bidan dan 18 tenaga administrasi.
Menyikapi fenomena ini, anggota DPRD Jember yang juga wakil Pansus Covid-19 dari partai Nasdem David Handoko Seto, mengingatkan, agar Pemkab Jember untuk segera melakukan percepatan vaksinasi bagi bumil.
“Memang diperlukan sosialisasi dan edukasi, karena secara teknis melayani ibu hamil itu tidak mudah, oleh karenanya Dinkes Jember harus menyiapkan tenaga medis yang melayani bumil sudah mendapat sertifikat pelatihan,” pungkas David. (*)