Peduli Rakyat News | Jember,- Saat memasuki musim penghujan, potensi terjadinya bencana alam di kabupaten Jemberq menjadi lebih besar. Hal itu juga sesuai dengan berdasarkan komposisi geografis, geologis, hiderologis, dan demografis di Kabupaten Jember.
Pernyataan itu dikemukakan oleh pelaksana tugas (plt) Bupati Jember Drs. KH. A. Muqit Arief saat Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana, di Kodim 0824, Jum’at 16 Oktober 2020.
Plt Bupati, Muqit Arief, atau yang akrab dipanggil Kyai Muqit ini mengatakan bahwa Jember memiliki potensi bencana tanah longsor, banjir, dan puting beliung. "Kalau dulu penanganan kita lebih bersifat reaktif, tetapi sekarang mungkin bersifat preventif,” ucapnya.
Lebih lanjut kyai Muqit mengatakan, upaya penanggulangan bencana harus dilakukan secara terkoordinasi, terencana, di jajaran lintas sektor, agar terbangun kesamaan langkah.
Menurutnya, sebelum terjadi bencana pemerintah telah bersiap siaga, dengan melibatkan seluruh komponen TNI, Polri, PMI, dll. "Kita bersinergi,” ungkapnya.
Selanjutnya setelah pemerintah dan lembaga terkait melakukan edukasi, Kiai Muqit meminta agar masyarakat yang tinggal di titik rawan bencana, memiliki kesadaran dan pemahaman terkait kebencanaan secara serius. Mulai dari cara mengevakuasi diri saat terjadi bencana, dan pasca bencana dan lainnya.
“Ini menjadi sangat penting, ketika di Aceh terjadi Tsunami memakan korban sekitar 150 ribu jiwa. Sementara Jepang dengan skala bencana yang hampir sama, hanya skitar 25 ribu, ” katanya memberikan contoh.
Kyai Muqit menegaskan, sebagai tindakan preventif, mengimbau masayarakat agar membiasakan hidup ramah lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan penghijaun lingkungan. (*)