Peduli Rakyat News | Ngawi,- Batik merupakan wujud kebudayaan Nasional yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Batik sudah ditetapkan sebagai warisan budaya pada 2 oktober 2009 yang tiap tahunnya dirayakan sebagai Hari Batik Nasional.
Didalam setiap ukiran motifnya batik memiliki cerita yang berbeda. Banyak tersimpan filosofi, nilai kehidupan dan kreatifitas dibalik keindahan kain batik indonesia sehingga batik merupakan sebuah karya seni yang bernilai tinggi.
Keunggulan dan potensi batik perlu dikenalkan kepada masyarakat. Melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah raga (DISPARPORA) Kabupaten Ngawi mengadakan Kegiatan Belajar Bersama di Museum, Belajar Membatik motif fosil di Museum Trinil, pada (21-22/10/2020) pukul 08.00 Wib sampai selesai, diikuti 50 peserta dari IGTKI (Ikatan Guru Taman Kanak kanak Indonesia) Kecamatan Kedunggalar-Ngawi.
Sumber dana yang digunakan berasal dari DAK NON FISIK BOP MUSEUM DAN TAMAN BUDAYA Tahun 2020 dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh R.Raden Sulisdiana, S.Sos.M.Si, Kepala Dinas Pariwisata pemuda dan olah raga serta Kepala Bidang kebudayaan DISPARPORA, Zainal Fanani, S.Kom,MT.
Adapun proses pembuatan batik diawali dengan membuat gambar pola, nyanting, pewarnaan kemudian dilanjutkan dengan pemberian waterglass dan diakhiri dengan proses lorot (rebus air yang diguna untuk melepaskan malam yang melekat pada kain) terang narasumber Ajeng Estu - Enjang Pelangi Sambiroto Ngawi.
Maksud tujuan belajar membatik adalah mengenalkan Museum Trinil melalui media pelatihan batik motif fosil.
Harapan R.Rudi Sulisdiana kedepan akan muncul pengrajin batik baru dengan motif fosil trinil yang merupakan ciri khas Ngawi, sehingga dapat menambah income para peserta pelatihan untuk kedepannya. Selain mendapat ilmu membatik, setiap peserta juga diberikan peralatan membatiknya, pungkasnya".(Adv /DN)