Peduli Rakyat News | Jember,- Janda tua Suti (75) warga krajan barat desa Candi Jati Kec. Arjasa Kab. Jember rela menjual beras bantuan untuk membayar setoran koperasinya. Ia menjalani hidup dengan ketakutan lantaran kerap kali menerima perkataan kasar dari penagih yg datang kerumahnya.
Suti (75) ini hidup dengan cucunya, di rumah berukuran 5x6 meter berdindingkan setengah bata dan anyaman bambu, itu pun dapat bantuan dari program RTLH tahun 2011 lalu.
Setiap harinya Suti bekerja sebagai tukang cuci pakaian milik tetangga sekitar dengan upah yang didapat sebesar 15 ribu per hari. Ia tidak pernah betah di rumah lantaran setiap hari Selasa, Kamis dan Jumat selau didatangi penagih hutang yang mana memang pinjaman sistem minguan.
Suti mengatakan dirinya meminjam uang koprasi karena terpaksa dan tidak punya uang, terhimpit kebutuhan semenjak menantunya meningal dunia. "Saya butuh uang untuk biaya selamatan," ungkap suti.
Menurut keterangan Suti pinjaman 100 ribu terima bersih 80ribu dengan angsuran 13 ribu perminggu selama 10 mingu. Pinjaman 250 ribu terima bersih 200 ribu dengan angsuran 33 ribu selama 10mingu.
Untuk pinjaman 200ribu terima 160ribu angsuran 26ribu selama 10mingu.
"Dirinya punya 6 tagihan di koperasi, untuk hari Kamis 2 tagihan, Jumat 3 tagihan,Selasa 1 tagihan, Perminggunya saya harus menyiapkan 145 ribu yang buat saya amat berat mengumpulkan uang sebesar itu, terkadang sampai saya harus jual beras bantuan dari pemerintah buat bayar setoran, yang seharusnya beras itu untuk kebutuhan makan saya setiap hari. Itupun saya habis bayar setoran kadang tidak pernah di kasih tanda terima, habis terima uang angsuran penagih langsung pergi," Ungkap Suti.
Dikesempatan yang sama Lukman mengatakan bahwa Suti punya pinjaman 250ribu potongan dari kantor 20% dengan angsuran 33ribu selama 20kali mas," terangnya.
Menurut dia, Bu Jum (Suti) sudah saya kasih buku, karena terlalu banyak pinjaman di koperasi jadi sering hilang (kartu pinjaman). Bukan hanya Bu Suti bahkan anaknya juga punya pinjaman kesaya mas, saya hanya pengawas karena petugas tagihnya kecelakaan jadi saya yang mewakili untuk menagih.
Tapi saya tidak pernah memaksa kalo ngak punya uang ya ngak papa," Imbuhnya Lukman selaku pengawas koperasi bintang artha mandiri di kediaman ibu Suti.
Awak media menemukan empat buku angsuran milik Bu Jum (Suti) ironisnya ternyata buku itu milik satu koperasi, hanya warna buku yang berbeda.(Herman)