Iklan VIP

Jumat, 12 Juni 2020, 20:01 WIB
Last Updated 2020-06-12T13:04:45Z
Jember

Persiapan Menuju Podok Pesantren New Normal, Rapid Test Sudah Dijalani 7.233 Santri di Jember

Peduli Rakyat News | Jember,- Sebanyak 7.333 santri pondok pesantren di Jember, telah menjalani rapid test Covid-19. Hal itu adalah salah satu cara untuk menyiapkan pondok pesantren menuju tatanan normal baru (new normal) yang dilakukan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jember 

Tim dari Gugus Percepatan Penanganan Cobid-19 Kabupaten Jember memulai pemeriksaan kesehatan gratis itu pada tanggal 06 Juni kepada 37 santri dari 144 santri  Ponpes Bustanul Ulum Bulugading, Kecamatan Bangsalsari menjalani rapid test.

Selanjutnya di hari yang sama, juga dilakukan rapid test kepada santri di dua pondok pesantren yang berada di Kecamatan Tanggul dan Jenggawah. Petugas dari puskesmas setempat terus melakukan pemeriksaan kepada santri di sejumlah pondok tersebut. 

Gugus Percepatan Penanganan Cobid-19 Kabupaten Jember sejak hari Sabtu 6 Juni 2020 hingga Rabu 10 Juni 2020 tercatat sudah melakukan rapid test kepada 7.233 santri, pengurus pondok, dan panitia.

Santri yang akan kembali ke pondok diluar Jember, juga diharuskan menjalani pemeriksaan kesehatan tersebut. Jadi, pemeriksaan kesehatan itu tidak hanya untuk santri yang akan kembali ke pondok yang ada di Jember. Seperti halnya 117 santri Pondok Pesantren Annuqoyah Sumenep asal Jember telah menjalani pemeriksaan Rapide test sebelum kembali ke pondok, Kamis, 11 Juni 2020 kemarin.

Keberangkatan santri kepondok pesantren Annuqoyah Sumenep tersebut menggunakan kendaraan yang disediakan oleh Pemkab Jember. Wakil Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief, yang juga alumni pondok tersebut berkesempatan meninjau pelaksanaan rapid test dan melepas keberangkatan ratusan santri tersebut.

Setelah melakukan pelepasan pemberangkatan santri tersebut, wabup menegaskan bahwa untuk pemeriksaan kesehatan tersebut merupakan keharusan dalam protokol kesehatan transisi pondok pesantren aman. “Alhamdulillah, dinyatakan nonreaktif semua,” katanya.

Wabup Muqit Arief menjelaskan bahwa, pemeriksaan kesehatan gratis dan fasilitasi keberangkatan itu merupakan bagian dari kegiatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menjalankan protokol kesehatan untuk transisi ponpes aman.

Sebanyak 50 ribu rapid test untuk santri, telah disediakan oleh Gugus Tugas. Hingga hari Rabu, 10 Juni 2020, sedikitnya 7.233 santri dan pengurus pondok dilaporkan telah menjalani pemeriksaan kesehatan itu. Dengan rinciannya, 6.902 santri, 318 pengurus pondok, dan 13 panitia.

Dalam prosesnya, pemeriksaan para santri Annuqoyah Sumenep dilakukan di aula Universitas Islam Jember (UIJ). Sementara pemberangkatan di rumah dinas wabup yang tak jauh dari kampus tersebut.

Wabup Muqit Arief menjelaskan bahwa untuk rapid test ini gelombang pertama bagi santri Annuqayah. Untuk kloter pertama ini yang boleh kembali dari kalangan mahasiswa.  "Untuk keberangkatan mereka menggunakan 3 bus yang telah disediakan oleh Pemkab Jember. Mereka juga dibekali vitamin untuk kebutuhan satu bulan, alas sholat dan masker," ungkapnya.

Pada kesempatan itu juga wabup berharap, untuk para santri yang kembali kepondok itu konsisten melaksanakan pola hidup bersih, sehat, dan menjalankan protokol kesehatan. Mereka harus membiasakan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menggunakan masker, menjaga jarak, serta menghindari kerumunan.

“Untuk sementara, kami harapkan agar menghindari itu semua dalam rangka membatasi persebaran virus yang melanda,” katanya.  Menurut wabup, hal tersebut perlu dipegang teguh dan dijadikan sebuah tradisi dalam kehidupan sehari-hari.

Muhammad Taufiq, Ketua panitia pelaksanaan rapid test menyampaikan bahwa untuk pelaksanaan rapid test dilakukan setelah ada pengajuan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jember. "Terdata santri 117 mahasiswa. Terdiri dari putri 49 dan sisanya adalah santri putra,” ujarnya. 

Taufiq mengatakan, untuk rapid test gelombang kedua direncanakan 4 Juli mendatatang. Harapannya adalah santri sehat semua, dan bisa kembali ke pondok dengan hasil yang nonreaktif.

Lisa Andriani, salah satu santri mahasiswa peserta yang ikut ravid test asal Garahan Silo, mengaku lega karena sudah ada penanganan khusus untuk kembali ke pondok. Walaupun sempat grogi karena baru pertama kali melakukan ravid test tersebut. "Jadinya kami sebagai santri lega. Jadi ada jalan untuk kembali ke pondok,” ujarnya.

“Program ini sangat bagus, dan alhamdulillah non reaktif semua. Semoga ini tidak kita saja, dan benar-benar menyeluruh bagi seluruh santri, baik dari luar ke Jember dan Jember ke luar,” harapnya. (*)