“Kita diskusi sangat konstruktif dengan Bupati Jember dan rekan-rekan dari pemerintah daerah untuk membicarakan pengembangan bandara dan perpanjangan landasan pacu,” terang Moeldoko.
Lebih lanjut Moeldoko menjelaskan, bahwa dengan pengembangan landasan pacu (run way), yang semula 1700 bisa menjadi 2250, bahkan 2500 meter, sehingga bisa didarati pesawat yang lebih besar.
“Harapan yang lebih jauh lagi adalah Jember bisa menjadi alternatif sebagai embarkasi,” jelas Moeldoko.
Karena bandara Notohadinegoro ini berada di daerah dengan potensi yang sangat besar dengan berbagai kegiatan festival di Jember mengalami pertumbuhan yang luar biasa, maka pengembangannya mutlak dipandang perlu.
“Bahkan dua puluh negara yang sering datang ke Jember, untuk berpartisipasi. Ini sebuah market yang harus ditangkap,” tandas Moeldoko
Oleh karena itu, kehadiran Bupati Jember di KSP, adalah dalam rangka untuk mencari solusi bagi pengembangan Bandara Noto Hadinegoro itu.
“Kehadiran Bupati Jember di sini (KSP), kita mencoba mencari solusi agar semuanya bisa berjalan dengan cepat,” ungkap Moeldoko.
Dalam kesempatan itu juga Moeldoko menyatakan, akan mengkomunikasikan rencana pengembangan Bandara Noto Hadinegoro itu dengan berbagai pihak. Selain dengan Angkasa Pura, juga dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), karena berkaitan dengan tanah yang harus dialihfungsikan dari tanahnya PTP ke Angkasa Pura, untuk digunakan sebagai bandara.(nuir)